fungsi turunan implisit
TURUNAN FUNGSI IMPLISIT
Dalam kalkulus, saat Anda memiliki persamaan untuk y yang dituliskan dalam bentuk x (misalnya y = x2 -3x), mudah untuk menggunakan teknik-teknik penurunan dasar (disebut oleh para ahli matematika sebagai teknik-teknik turunan fungsi implisit) untuk mencari turunannya. Akan tetapi, untuk persamaan-persaman yang sulit untuk disusun dengan suku y saja pada salah satu sisi tanda sama dengan (misalnya x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19), diperlukan pendekatan yang berbeda. Dengan sebuah teknik yang disebut turunan fungsi implisit, mudah untuk mencari turunan persamaan-persamaan multi variabel selama Anda sudah mengetahui dasar-dasar turunan fungsi eksplisit!
PENGERTIAN.
Dalam matematika, sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel takbebas tidak diberikan secara "eksplisit" dalam bentuk variabel bebas. Menyatakan sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x:
Sebailknya, sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan memecahkan persamaan dalam bentuk:
Dengan kata lain, sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya, tetapi kita tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya.
Secara formal, sebuah fungsi f:X→Y dikatakan sebagai fungsi implisit apabila fungsi tersebut memenuhi persamaan:
untuk semua x∈X, dengan R adalah fungsi pada perkalian Cartesian X × Y.
Lambang Turunan
Lambang turunan ke -n dari fungsi f dapat ditulis dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut.
|
Turunan
|
Notasi
y′
|
Notasi
f′
|
Notasi
Leibniz
|
Notasi D
|
|
Pertama
|
y′
|
f′(x)
|
|
Dxy
|
|
Kedua
|
y″
|
f″(x)
|
|
y
|
|
Ketiga
|
y‴
|
f‴(x)
|
|
|
|
Keempat
|
y
|
f″″(x)
|
|
|
|
Kelima
|
y(5)
|
f(5)(x)
|
|
|
|
⁞
|
⁞
|
⁞
|
⁞
|
⁞
|
|
Ke-n
|
y(n)
|
f(n)(x)
|
|
|
Catatan
: Aturan
fungsi f sendiri, yaitu y = f(x) adalah turunan ke-0 dari f.
Contoh :
1.
y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2 ® d3y/dx3
= ……?
dy/dx = 18 x2 + 24 x + 5
d2y/dx2 = 36x
+ 24.
d3y/dx3 = 36
2.
y = sin 2x, ®
d4y/dx4 = ……?
dy/dx =
2 cos 2x,
d2y/dx2
= -4 sin 2x,
d3y/dx3
= -8 cos 2x,
d4y/dx4 = 16 sin 2x.
2.3 Bentuk Umum Turunan ke - n
Dari aturan f(n) untuk sejumlah berhingga n, seringkali kita dapat menentukan
suatu bentuk umum dari f(n).
Pada beberapa contoh berikut kita akan membahas beberapa contoh tentang bentuk
umum dari turunan ke-n tersebut.
Contoh
1. Hitunglah
turunan ke-n dari fungsi f(x) = xm,
m bilangan asli.
Jawab: Turunan pertama, kedua, dan ketiga
dari fungsi f adalah
f′(x)
= m xm-1
f″(x) = m (m-1
)
xm-2
f‴(x) = m(m-1)
(m-2) xm-3
Dari tiga bentuk aturan ini, bentuk
umum turunan ke-n dari fungsi f adalah
f(n)(x)
= m(m - 1) ( m- 2) … (m – (n - 1)) xm-n
= m(m – 1)(m – 2) ... (m – n + 1) xm-n
Contoh
y = x6® y(4)..?
y(4)
= 6.5.4.3.x2 = 360 x2
Contoh
2. Tentukan bentuk umum turunan ke-n
dari fungsi f(x) = sin x.
Jawab: Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga dan
keempat dari fungsi f, kemudian
nyatakan hasilnya sebagai fungsi dari sinus lagi, maka diperoleh hasil sebagai
berikut.
f′(x) = cos x = sin (x +
π)
f″(x) = -sin x =sin (x + π)
f‴(x) = -cos x = sin (x + 1
π)
f″′′(x) = sin x = sin (x + 2π)
Dari hasil ini, maka bentuk umum
turunan ke-n dari fungsi f adalah
f(n)(x)
= sin (x + n
π) = sin (x +
nπ).
Contoh
3. Tentukan bentuk umum turunan ke-n
dari fungsi f(x) =
Jawab:
Tentukan turunan pertama,
kedua, dan ketiga dari fungsi f,
kemudian cermatilah ciri dari setiap bentuk yang muncul untuk memperoleh bentuk
umumnya.
f(x) = (1 + 2x)-1
f′(x) = -(1 + 2x)-2 (2) =
-2(1 + 2x)-2 = (-1)-1.1!.2!.(1 +2x)-2
f″(x) = 4(1 + 2x)-3(2) = 8(1
+ 2x)-3 = (-1)2.2!.22.(1 + 2x)-3
f‴(x)
= -24(1 + 2x)-4(2) = -48(1 + 2x)-4 = (-1)3.3!.23.(1
+ 2x)-4
Dari hasil ini, maka bentuk umum
turunan ke- n dari fungsi f adalah
f(n)(x) = (-1)n.n!.2n.(1 + 2x)-(n+1),
n = 1, 2, 3, …
Catatan
bila didefenisikan 0! = 1, maka bentuk
umum turunan ke- n ini berlaku juga
untuk n = 0, karena
f(0)(x)
= (-1)0.0!.20.(1 + 2x) -(0+1) = (1 + 2x) -1
=
Contoh
4. Tentukan bentuk umum turunan ke- n
dari fungsi f(x) =
Jawab:
Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f, kemudian cermatilah ciri spesifik
setiap bentuk yang muncul untuk memperoleh bentuk umumnya.
f(x) = (1 – x) -1/2
f′(x)
= -
(1
– x) -3/2 (-1) =
(1
– x) -3/2
f″(x)
= -
.
(1
– x) -5/2 (-1) =
(1
– x) -5/2
f‴(x)
= -
.
(1
– x) -7/2 (-1) =
(1
– x) -7/2 =
(1
– x) -7/2
f″″(x)
=
(1
– x) -9/2(-1) =
(1
– x) -9/2
Dari hasil ini, maka bentuk umum turunan
ke- n dari fungsi f adalah
f(n)(x)
=
(1 – x)- (2n + 1)/2
=
(1
– x)-(2n+1)/2, n = 1, 2,
3, …
|
Jika Y = u.v®
y(n) = …
Y(1) =
u’v + uv’
Y(2) =
u’’v + u’v’ + u’v’ + uv’’
=
u’’v + 2u’v’+uv’’
y(n) =
u(0) = u dan v(0) = v
Aturan
leibinz
Contoh :
1.
Y
= X4 (3x + 5)3® Y(4) (pakai aturan LEIBNIZ)
Penyelesaian :
Misalkan : u = x4 dan v = (3x + 5)3
Y(4)
=
U
= x v
= (3x+5)3
U(1)
= 3x3 v(1)
= 9 (3x+5)2
U(2)
= 12x2 v(2)
= 54 (3x+5)
U(3)
= 24x v(3)
= 162
U(4)
= 24 v(4)
= 0
Y(4)
= 1.24. (3x5)p + 4 (24x) {9(3x+5)}+
6.12x2 {54(3x+5)} + 4.4x3
. 162 + 1.x4
= 27216 x3 + 28600 x x2
+ 27000 x + 3000
2.4 Pengertian
Turunan Fungsi Implisit
Fungsi
Implisit adalah secara umum dapat ditulis sebagai f(x,y)=0. dengan
y sebagai fungsi dalam x.
Fungsi ini dapat dinotasikan dengan y = f (x) disebut fungsi eksplisit, yaitu antara peubah bebas dan tak bebasnya di
tulis dalam ruas yang berbeda. Bila tidak demikian maka di katakana fungsi
implisit. Dikenal
juga bentuk fungsi implisit yaitu f(x,y) = 0.
Untuk mencari turunan
fungsi implisit ada dua cara yang biasa di tempuh :
a. Jika fungsi implisit {f(x,y) = 0} dapat diselesaikan ke-y atau dapat dengan mudah diubah menjadi fungsi eksplisit y = f(x) maka untuk mendapatkan dy/dx dengan cara yang sudah dibicarakan yaitu :
Contoh :
-2xy + x² - 1 = 0 (implisit)
y =
(eksplisit)
b.
Jika fungsi implisit {f (x,y) = 0} sulit
diselesaikan ke dalam y atau diubah menjadi fungsi eksplisit maka perlu
dibicarakan bagaimana mencari turunan fungsi implisit seperti yang akan dibahas
berikut ini.
2.5 cara menyelesaikan
soal yang berhubungan dengan turunan fungsi implisit.
Dalam menentukan turunan fungsi implsit bila mungkin dan mudah untuk dikerjakan dapat dinyatakan secara eksplisit terlebih
dahulu kemudian ditentukan turunanya. Namun tidak semua fungsi
implisit dapat diubah menjadi fungsi eksplisit, oleh karena itu akan dibahas
cara menurunkanya fungsi dalam bentuk
implisit berikut.
, jawaban diperoleh dari metode 1 hanya
melibatkan x , sedangkan dari jawaban metode 2 melibatkan x dan y . ingatlah
meskipun demikian, bahwa persamaan asli dapat diselesaikan untuk y dalam x untuk memberikan y=
. ketika kita mensubstusi y =
kedalam persamaan untuk mendapatkan
, kita memperoleh hasil berikut:
v TURUNAN KE-DUA FUNGSI IMPLISIT
Contoh :
Tentukan d2y/dx2dari fungsi di
bawah ini !
1.
x2 + xy – y = 0
d/dx (x2)
+ d/dx (xy) – d/dx (y) = 0
2x + d/dx (x) . y + d/dy (y) .dy/dx .x – d/dy . (y)
dy/dx
·
2x + y + x dy/dx – dy/dx = 0
dy/dx = - 2x - y
x-1
·
d/dx (2x)+ d/dy(y)dy/dx+ d/dx (x) dy/dx+ d/dx (dy/dx).x– d/dx(dy/dx) = 0
2 + dy/dx +dy/dx + x.d2y/dx2 –
d2y/dx2 = 0
2 + 2(- 2x - y ) + d2y/dx2
(x-1) = 0
x - 1
d2y/dx2 = - 2 +4x+2y
(x-1)2
2.
x + xy + y – 2 = 0
d/dx (x) + d/dx (xy) + d/dx (y) = 0
1 + y + x .dy/dx + dy/dx = 0
·
1 + y + (x+1) dy/dx = 0
dy/dx = - 1 - y
x + 1
·
d/dx (0) + dy/dx + d/dx (dy/dx) . (x+1) + d/dx (x+1) .dy/dx = 0
dy/dx + d2y/dx2 (x+1) + dy/dx
= 0
2 (dy/dx) +
d2y/dx2 (x+1) = 0
2 ( -1 – y ) + d2y/dx2
(x+1) = 0
x + 1
d2y/dx2 = 2 + 2y
(x + 1)2
|
Komentar
Posting Komentar